
Berita Pagi - Sejumlah pasangan calon (paslon) yang diusung Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kalah dalam Pilkada serentak yang digelar
15 Februari 2017 kemarin. Ada yang menyebut kekalahan sejumlah paslon diusung
PDIP karena efek dari Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, petahana gubernur DKI
Jakarta yang menjadi terdakwa penista agama.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Jakarta, Zaki Mubarak mengatakan, ada beberapa hal yang membuat
sejumlan paslon PDIP kalah Pilkada serentak. Pertama, di daerah yang sentimen
Islamnya kuat maka bisa jadi ada Ahok effect, yang membuat pemilih muslim tidak
mau mendukung calon yang diiusung PDIP.
Kedua, PDIP gagal melakukan desentralisasi dalam hal
menyerap aspirasi siapa yang akan diusung sebagai kepala daerah karena DPP
terlalu dominan. Effectnya, muncul sejumlah resistensi dari grass root (akar
rumput) di daerah yang menolak. Ketiga, khusus untuk pilgub Banten, PDIP kurang
terampil membangun koalisi untuk memenangkan incumbent yakni Rano Karno - Embay
Mulya Syarief. Sehingga hanya didukung sedikit parpol, dan parpol pendukungnya
juga tidak memiliki akar yang kuat dikalangan muslim di level akar rumput.
"Faktor Ahok juga mungkin ada, sehingga menjadi problem
serius bagi PDIP untuk melakukan mobilisasi kelompok-kelompok muslim di
Bawah," ujarnya.
Zaki menegaskan, faktor agama masih menjadi pilihan bagi
seseorang untuk menjadi kepala daerah. Apalagi jika isu yang diangkat soal
penodaan agama. Karena di Amerika Serikat pun yang sangat liberal dan maju,
agama masih menjadi faktor penting dalam electoral atau pemilihan. Oleh karena
itu di Indonesia jika ingin survive harus peka terhadap agama.
"Jadi parpol di indonesia, termasuk PDIP, untuk bisa
survival dalam electoral (pilkada, pilpres dan pileg) harus memiliki
sensitivitas terkait isu-isu keagamaan," tegasnya.
Zaki mengakui, PDIP memang bukan partai agama. Namun
pemilihnya adalah orang-orang yang beragama. Kecuali jika pemlihnya adalah
ateis semua. Oleh karena dalam electoral berlaku hukum pasar. Siapa yang mampu
menyesuaikan diri dengan selera pasar, dalam hal ini aspirasi/ suara pemilih,
maka akan mendapat suara dari pemilih tersebut.
"Di Indonesia timur, pastinya PDIP harus menimbang dan
memperhitungkan suara masyarakat Kristen yang mayoritas. Sebaliknya, bila ingin
dapat suara masyarakat muslim, di daerah-daerah yang mayoritas muslim maka
perlu pendekatan yang bernuansa keislaman," jelasnya. [htc]
0 Response to "Ahok Effect Membuat Beberapa Paslon PDIP Tumbang"
Posting Komentar