Mie Samyang Mengandung Babi, BPOM Kok Selalu Kecolongan?

Samyang Mengandung Babi Tak Ditemukan di 23 Provinsi, Termasuk DKI

Berita Pagi - Keberhasilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap 4 mie instan mengandung babi malah mendapat cibiran netizen. BPOM dianggap selalu kecolongan dalam me­nyampaikan informasi sehingga merugikan banyak konsumen.


Ada empat produk mie instan yang dinyatakan mengandung fragmen DNA babi. Keempat produk men­gandung babi itu adalah Samyang dengan nama produk U-Dong, Nongshim dengan nama produk Shin Ramyun Black, Samyang den­gan nama produk mie instan Rasa Kimchi, dan Ottogi dengan nama produk Yeul Ramen. Produk-produk tersebut tidak mencantumkan per­ingatan "mengandung babi" pada kemasannya.

Lewat surat bernomor IN.08.04.532.06.17.2432, BPOM menginstruksikan penarikan produk mie instan tersebut kepada Kepala Balai Besar/Balai POM seluruh Indonesia dan mengawasi peredaran keempat produk tersebut. BPOM juga telah memerintahkan importir untuk menarik keempat produk tersebut dari pasar.

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, ada ketentuan yang tidak ditepati oleh importir produk mie tersebut. Harusnya, kata dia, kemasan di produk tersebut mesti ditempelkan label mengandung babi dan ditambahkan gambar babi. Hal ini dilakukan agar konsumen dapat menangkap informasi secara lebih cepat.

Dalam forum kaskuser, sejum­lah netizen kesal dengan kinerja BPOM dalam mengungkap mie mengandung minyak babi ini. Akun dengan nama carbon menganggap, kecolongan ini bukan yang pertama. Seingatnya, BPOM juga pernah ke­colongan penyedap makanan yang mengandung unsur babi, vaksin palsu, dan lainnya.

"Dan apa masih ingat perihal penyedap rasa ajinomoto? Bertahun tahun beredar, tapi dinyatakan men­gandung babi pun belakangan. Lalu terkait soal Vaksin palsu yang ber­tahun tahun diedarkan, kenapa bisa? Kenapa baru belakangan dinyatakan palsu? Dan ini, kenapa bisa beredar lebih dulu sebelum diperiksa lebih pastinya?," tanya dia, heran.

"Udah bertahun-tahun beredar sekarang baru dinyatakan begini kemana aja selama ini?," trit lumfia, ikut menginterogasi.

Akun al.species tidak memper­soalkan beredarnya mie instan yang mengandung unsur babi. Tapi dia berharap, harusnya pada kemasan mie tersebut diberi tulisan yang menerang­kan adanya kandungan babi.

"Mustinya tinggal di kasi tulisan aja yang gede di bungkusnya kalau mie ini mengandung Babi. Biar orang tau. Kan saudara kita yg non muslim mgkin ada yang berminat. Nah kita yang muslim tinggal menghindarinya aja deh," timpalnya.

BPOM sendiri menampik bila pihaknya disebut kecolongan da­lam mengungkap mie instan yang mengandung minyak babi ini. "Pada saat registrasi kan ada persetujuan BPOM dan importir bahwa kami akan mempersilakan mereka dengan memberikan izin edar, menjalankan bisnisnya. Tapi juga merupakan im­portir dan produsen agar memastikan agar masyarakat betul-betul meng­konsumsi sesuai prasyarat standar mutu keamanan, nutrisi yang sudah disesuaikan BPOM," kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti.

Sampai poin tersebut, lanjut dia, aturan pada alur registrasi untuk mendapatkan izin edar dari BPOM sudah dilakukan oleh importir ke­empat produk mi Korea itu. Namun pada saat melakukan pengawasan setelah produk masuk ke pasar alias postmarket BPOM menemu­kan kandungan babi di dalam mie tersebut.

"Ternyata kami temukan, me­mang tidak sesuai ketentuan ketika mereka meminta registrasi. Jadi saat mereka registrasi, sesuai ketentuan yang ada," sambungnya.

Namun alibi BPOM, tentu tidak membuat puas masyarakat dunia maya. Dalam kolom komentar berita online, beberapa akun menyatakan kekecewaanya. Akun @lemonade­lovers tampak heran, kenapa terjadi keterpautan waktu yang jauh antara pre-market san post-market hingga mengakibatkan produk bisa bebas beredar luas dalam waktu sudah cukup lama

"Dari penelitian premarket ke postmarket berapa lama? Kok uji lab-nya baru sekarang?," kejar dia.

"BPOM lebih pro-aktif lagi masih banyak produk import yang tidak Halal," pinta @fian812 .

Sementara itu, akun @hrdtgm tidak terima jima hanya importir yang disalahkan. Harusnya menurut dia, BPOM yang mengeluarkan izin juga harus bertanggung jawab.

"Loh kok enak sekali kesalahan dilempar ke importir semata, pada­hal BPOM nya yang memberikan izin. Masak hanya percaya ber­dasarkan laporan dari importir, kan sudah seharusnya BPOM terlebih dahulu melakukan pemeriksaan lab terhadap makanan yang mereka beri izin," tandasnya.

"Pecat," sahut @massakili, sing­kat. "BPOM harus diperiksa... Bisa aja ada main mata.. dengan im­portir," ujar akun @juankandau.

"BPOM kok sepertinya lepas tan­gan. Hati-hati nanti bukan hanya di dunia pertanggungjawaban, tapi di­akhirat juga harus tanggungjawab," kata akun @haris8.

"Rasanya ya udah bertahun2 Samyang beredar di pasaran, lantas kenapa BPOM biarkan? Hanya selalu heboh dan ambil langkah improve­ment setelah kecolongan model be­gini," kata akun @danish04.


"Kayaknya BPOM harus dir­estrukturisasi dengan SDM yg baik jangan selalu lempar kesalahan dengan mengorbankan yg lain," usul akun @komeng_kritikus. [rmol]

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mie Samyang Mengandung Babi, BPOM Kok Selalu Kecolongan?"

Posting Komentar