
Berita Pagi - Pernyataan Presiden Joko Widodo di Hongkong yang mengklaim
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar ketiga di dunia, setelah China dan
India, dikritik.
Pengamat ekonomi dari luar, Jake Van Der Kamp dalam artikel
di kolom bisnis South China Morning Post (SCMP) mencemooh data yang dimiliki
Presiden Jokowi. Pasalnya, dalam catatan dia, Indonesia berada di peringkat
ketiga belas dalam hal pertumbuhan ekonomi di dunia.
Analis ekonomi dari Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia
(AEPI) Dani Setiawan juga mempertanyakan klaim data yang dipakai presiden.
"Saya tidak paham dari mana sumber data yang digunakan
presiden. Seharusnya sebagai presiden, kredibilitas atas indikator ekonomi
harus jadi perhatian," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat
lalu, Rabu (3/5).
Ia meminta pemerintah untuk tidak menggunakan data yang
keliru hanya demi menyenangkan rakyat. Terlebih, jika melihat data statistik
yang dikeluarkan OECD tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia (5,02 persen)
di ASEAN masih kalah dari dibandingkan dengan negara-negara kecil seperti
myanmar (8,4 persen), Laos (7,3 persen), Cambodia (7,1 persen), dan philipina
(6,2 persen)
Atas alasan itu, Dani meminta kepada para menteri di bidang
ekonomi untuk tidak sembarangan dalam menyajikan data kepada presiden. Terlebih
jika data itu dijadikan bahan pidato presiden di forum internasional.
"Kasihan presiden, janganlah hanya untuk menyenangkan
atasan, para menteri bertindak tidak profesional dalam menyajikan
data-data," ujarnya.
"Tim ekonomi, terutama menteri keuangan, bertanggung
jawab atas suplai informasi sesat kepada presiden," tegas Dani. [rmol]
0 Response to "Klaim Ekonomi RI Terbesar Ketiga Dunia, Jokowi Dicemooh Pengamat Ekonomi Luar Negeri"
Posting Komentar